Rabu, 30 Juli 2014

Sebaik-Baiknya Manusia.....

Sebaik-baik . . .
Sebaik-baik mauidzah hasanah
“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (Q.S. Al Hujuraat / Kamar-kamar / 49: 13)

Dari Jabir, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai & paling dekat kedudukannya denganku pada hari Kiamat yaitu orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Dalam beramar ma’ruf nahi mungkar, agar dapat efektif dan efisien, hendaknya kita dapat mencontoh Rasulullah SAW agar tujuan dakwah dapat dicapai. Termasuk diantaranya memberikan contoh yang baik dalam mengerjakan kebaikan dan menjauhi larangan-Nya terlebih dahulu sebelum menyuruh orang lain melakukan kebaikan dan menjauhi larangan Allah SWT. Karena Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Q.S.Shaaf : 2-3)

Maka berikut ini beberapa tuntunan agar kita bisa termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dengan sebaik-baiknya sehingga kita bisa memberikan contoh teladan pada orang-orang di sekeliling kita.

Sebaik-baik mauidzah hasanah (suri teladan yang baik)

Yang berkaitan dengan khairu ummah (umat terbaik) sebagai pedoman beramar ma’ruf nahi mungkar dengan hikmah dan mauidzah hasanah: mauidzah hasanah (menjadi suri tauladan yang baik)

Manusia paling mulia di sisi Allah
“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (Q.S. Al Hujuraat / Kamar-kamar / 49: 13)

Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antara mereka yang baik amalnya (perbuatannya).” (Q.S. Al-Kahfi / Goa / The Cave / 18: 7)

* Sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah
* Sebaik-baik petunjuk adalah sunnah Rasulullah
* Sebaik-baik umat adalah 3 generasi awal Islam (generasi shahabat, tabi’in, & tabi’ut tabi’in)

Sebaik-baik manusia adalah :
* yang berumur panjang dan baik amalnya
* yang paling baik akhlaknya
* yang bermanfaat bagi manusia yang lain
* yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
* yang paling baik kepada sahabatnya & tetangganya
* yang menyambung silaturrahim
* yang lebih dulu memberi salam
* yang paling baik dalam pembayaran hutang
* yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa & hartanya

Laki-laki :
* yang paling baik adalah yang paling baik terhadap istrinya

Wanita :
* Sebaik-baik perhiasan di dunia adalah wanita yang shalihah
* Sebaik-baik mahar adalah yang mudah & ringan
* Sebaik-baik masjid (tempat sujud) adalah di rumahnya

Sebaik-baik amalan & ibadah :
* amalan yang dilakukan secara rutin
* amalan yang paling disukai Allah subhanahu wa ta’ala adalah sholat tepat pada waktunya, berbuat kepada kedua orang-tua, berjihad di jalan Allah
* puasa Muharram (setelah puasa Ramadhan)
* sholat malam (setelah sholat fardhu)
* puasa Nabi Daud ‘alaihi sallam
* sholat Nabi Daud ‘alaihi sallam

Sholat & Do’a
* sholat sunnah seseorang yang paling utama adalah di rumahnya
* yang paling besar pahalanya dalam sholat adalah yang paling jauh perjalanannya menuju ke tempat sholat, dan yang lebih jauh lagi
* sebaik-baik shof sholat bagi kaum lelaki adalah shof yang pertama
* sebaik-baik shof sholat bagi kamu wanita adalah shof yang terakhir
* sholat yang paling utama adalah yang lama berdirinya
* kedekatan paling utama dengan Allah adalah saat sujud, maka sangat baik untuk berdo’a
* waktu yang paling utama untuk berdo’a adalah di akhir & tengah malam, dan setelah sholat fardhu

Sebaik-baik ayat & surat & kalimat dzikir :
* ayat yang paling agung dalam kitab Allah adalah ayat Kursi (Q.S. Al-Baqarah (2) : 255)
* surat yang dibaca pada sholat qobliyah shubuh (sholat fajar) adalah surat Al-Kaafirun & surat Al-Ikhlash
* kalimat Laa ilaha ilallah (Tiada Tuhan selain Allah)
* kalimat yang paling disukai Allah adalah ‘Subhanallahi wabihamdih’

Sebaik-baik harta & sedekah :
* harta di tangan orang shalih
* harta yang dinafkahkan kepada keluarganya
* sedekah di saat menginginkan kekayaan dan takut fakir

Sebaik-baik hari:
* Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at

Sebaik-baik pakaian:
* Sebaik-baik pakaian adalah berwarna putih

Sebaik-baik majelis:
* Sebaik-baik majelis adalah majelis yang lapang

sebaik-baik penyembelihan hewan:
* Sebaik-baik penyembelihan hewan adalah dengan pisau yang tajam

Sebaik-baik Perkataan dan Petunjuk

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru*, dan seluruh bid’ah (perkara baru) adalah kesesatan.” (H.R. Muslim)

* Perkara baru (bid’ah) adalah perkara baru dalam hal agama, seperti bentuk ibadah khusus yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, karena Islam telah sempurna tidak perlu penambahan & pengurangan.

Sebaik-baik Umat Islam

Dari Imran bin Hushain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik kalian (umat Islam) adalah yang hidup pada masaku (generasi shahabat), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’in), lalu yang sesudahnya lagi (tabi’ut tabi’in).” (H.R. Bukhari & Muslim)

* 3 generasi tersebut paling baik ke-Islam-annya, karena kedekatannya dengan Rasulullah di utus, bagaimana tidak generasi sahabat mendapatkan ilmu langsung dari Rasulullah, wahyu (Al-Qur’an) turun di antara mereka, sehingga mereka paling memahami bagaimana makna & pengamalan Al-Qur’an & As-sunnah.
Tiga generasi awal dalam Islam ini yang disebut dengan Salafush-Shalih (Salaf : pendahulu, Salaf+Al+Shalih –> Salaf Ash-Shalih = Salafush-Shalih : pendahulu yang shalih)

Sebaik-baik Manusia

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya).” (H.R. Bukhari & Muslim )

Dari Jabir, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai & paling dekat kedudukannya denganku pada hari Kiamat yaitu orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Dari Jabir, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi manusia lain.” (H.R. Thobroni, Daruqutni, derajat hadits : shahih)

Dari Utsman bin Affan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallm bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an & mengajarkannya.” (H.R. Bukhari)

Dari Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik sahabat (menurut pandangan Allah) adalah yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik kepada tetangganya.” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Dari Abdullah bin Umar (Ibnu Umar), Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik kebaikan adalah seseorang yang menyambung tali silaturrahim dengan sahabat ayahnya. ” (H.R. Muslim)

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang lebih dulu memberi salam.” (H.R. Abu Dawud & Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar hutangnya.” (H.R. Bukhari & Muslim)
* Baik dalam membayar hutang ialah dengan segera tidak menunda-nunda pembayaran setelah mempunyai sesuatu untuk membayar. Hal ini merupakan akhlak yang baik dalam muamalah/hubungan antar manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup.

Dari Abu Sa’id Al Khudri, “Seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu bertanya, ‘Siapakah manusia yang paling utama? ‘Beliau menjawab, ‘Orang mukmin yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya. ‘Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa? ‘Beliau menjawab, ‘Kemudian orang mukmin yang menyendiri pada tempat yang sunyi untuk menyembah kepada Allah dan menjauhkan manusia dari kejahatannya.’ ” (H.R. Bukhari & Muslim)

Laki-laki

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya). Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Wanita

Dari Abdullah bin ‘Amr Al Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dunia adalah suatu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan di dunia adalah wanita yang shalihah.” (H.R. Muslim)

Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sebaik-baik nikah adalah yang paling mudah.” (H.R. Abu Dawud)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Di antara keberkahan seorang wanita ialah yang mudah urusannya dan murah maharnya.” (H.R. Abu Dawud, derajat hadits : shahih)
* Sebaik-baik mahar adalah yang mudah & ringan

Dari Ummu Salamah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik masjid* bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (H.R. Ahmad, derajat hadits : hasan/baik )
* masjid berarti tempat sujud
pembentukan kata dalam bahasa Arab:
SuJuD –> maSJiD (masjid : tempat sujud)
SHoLat –> muSHoLa (mushola : tempat sholat)
iQoMa –> maQoM (maqom : tempat iqoma/berdiri, contohnya : maqom Ibrohim, yaitu tempat berdiri Nabi Ibrohim saat membangun Ka’bah)

Sebaik-baik Amalan dan Ibadah

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sebaik-baik amalan yang disukai Allah subhanahu wa ta’ala adalah yang terus-menerus dikerjakan.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud (Ibnu Mas’ud), ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Amal apakah yang paling disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala? ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Sholat tepat pada waktunya’. Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Berbuat baik kepada kedua orang-tua. Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Pergi berjihad di jalan Allah’.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Dan sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah sholat malam (tahajjud).” (H.R. Muslim)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Daud, sholat yang paling disukai Allah adalah sholat Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam, lalu bangun di sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Shalat dan Do’a

Dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sholatlah kamu sekalian di rumah, karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah sholat di rumahnya, kecuali sholat fardhu.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Dari Abu Musa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Orang yang paling besar pahalanya dalam sholat adalah yang jauh perjalanannya menuju ke tempat sholat, dan yang lebih jauh lagi.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik shof kaum lelaki adalah shof pertama dan sejelek-jelek shof mereka adalah shof terakhir, sedangkan sebaik-baik shof kaum wanita adalah shof terakhir dan sejelek-jelek shof mereka adalah shof pertama.” (H R. Muslim)

Dari Jabir, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya:
“Sholat yang bagaimanakah yang paling utama? “Beliau menjawab, “Yang lama berdirinya.” (H.R. Muslim)
* Lama berdirinya ialah dengan panjangnya bacaan sholatnya

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekat-dekatnya hamba kepada Tuhannya, yaitu ketika ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah berdo’a pada saat sujud.” (H.R. Muslim)
* sebaik-baik waktu untuk berdo’a adalah saat sujud

Dari Abu Umamah, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Kapankah do’a yang paling didengar oleh Tuhan?’ Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Di tengah & akhir malam, serta seusai sholat fardhu (5 waktu).’ ” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Sebaik-baik Bacaan

Dari Ubay bin Ka’ab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hai Abu Mundzir (nama kun-yah Ubay bin Ka’ab)! Apakah engkau mengetahui, ayat apa yang paling agung menurutmu, dari kitab Allah yang engkau hafalkan? “Saya menjawab, “Allahu laa ilaaha illahuwal hayyul qoyyum.” (ayat Kursi adalah Q.S. Al-Baqarah / 2: 255)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menepuk dada saya dan bersabda, “Sungguh luas pengetahuanmu wahai Abu Mundzir.” (H.R. Muslim)
* Ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung, karena di dalamnya terkandung makna sifat-sifat Allah

Dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika 2 raka’at qobliyah subuh adalah Qulhuwallahu ahad (surat Al-Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al-Kafirun).” (H.R. Ibnu Khuzaimah, derajat hadits : shahih)

Dari Jabir, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Dzikir yang paling utama adalah kalimat Laa ilaaha ilallah (Tiada Tuhan selain Allah).’ ” (H.R. Tirmidzi, derajat hadits : hasan/baik)

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apakah kamu mau aku beritahukan kalimat yang paling disukai Allah? (yaitu) sesungguhnya kalimat yang paling disukai oleh Allah adalah ‘Subhanallahi wabihamdih’ (Maha Suci Allah dan aku memuji-NYA).” (H.R. Muslim)

Sebaik-baik Harta dan Sedekah

Dari ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang shalih.” (H.R. Ahmad, derajat hadits : shahih)

Dari Abu Abdullah Tasauban bin Bujdud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Satu dinar (harta) yang paling utama adalah satu dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya.” (H.R. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah yang paling utama adalah engkau bersedekah ketika dalam keadaan sehat & bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan tunda engkau tunda sampai ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, “Untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.’ ” (H.R. Bukhari & Muslim)

Sebaik-baik Hari

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baiknya hari di mana matahari pada hari itu terbit, adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu, ia dimasukkan ke surga. Pada hari itu juga, ia dikeluarkan daripadanya.” (H.R. Muslim)

Dari Aus bin Aus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Di antara hari-hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum’at. Perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena bacaan setiap sholawat yang kalian berikan pasti disampaikan kepadaku.” (H.R. Abu Dawud )
* Membaca sholawat dengan sholawat yang telah diajarkan Rasulullah, seperti sholawat yang ada pada bacaan tasyahud akhir (Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ali Muhammad).

Sebaik-baik Pakaian

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pakailah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kamu, dan kafanilah orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan kain putih!” (H.R. Abu Dawud & Tirmidzi, derajat hadits : hasan shahih)

Dari Samurah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pakailah pakaian berwarna putih, karena pakaian putih adalah yang paling suci & baik. Kafanilah orang yang meninggal di antara kalian dengan kain putih!” (H.R. An-Nasa’i & Al-Hakim, derajat hadits : shahih)

Sebaik-baik Majelis

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik majelis adalah majelis yang paling lapang.” (H.R. Abu Dawud)

Sebaik-baik Penyembelihan Hewan

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan kalian untuk berbuat baik dalam segala hal. Oleh karena itu kalau kamu membunuh, maka membunuhlah dengan sebaik-baiknya. Apabila menyembelih, maka sembelihlah dengan sebaik-baiknya. Hendaklah menajamkan pisau dan hendaklah menenangkan hewan sembelihan.” (H.R. Muslim)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mempermudah kita dalam kebaikan, senantiasa mempermudah kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, dalam beribadah pada Allah (berakhlak baik kepada Allah), dan dalam berakhlak baik terhadap sesama manusia & apa yang ada di alam semesta.Semoga Allah senantiasa mempermudah jalan kita menuju kebahagiaan dunia & akhirat. Aamiin….

Doa kebaikan dunia & akhirat:

“Robbanaa aatinaa fiid-dunyaa hasanah (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia) wa fiil akhiroti hasanah (dan kebaikan di akhirat) wa qinaa ‘adzaban-nar (dan lindungilah kami dari adzab neraka) (Q.S. Al-Baqarah (2) : 201)

Do’a memohon akhlak yang baik:

“Allohumma ahsanta kholqii (Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menciptakanku dengan baik) fa ahsin khuluqii (maka perbaiki pula akhlakku) (H.R. Ahmad, derajat hadits : shahih)

Dzikir sesudah sholat fardhu :

“Allohumma a’innii ‘alaa dzikrika (Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingat) kepada-MU) wa syukrika (dan bersyukur kepada-MU) wa husni ‘ibaadatik (dan beribadah dengan baik kepada-MU) (H.R. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ahmad, Al-Hakim, derajat hadits : shahih)

Sumber Rujukan:
1. Al-Qur’an & Terjemahannya
2. Kitab Hadits : Riyadhush-Shalihin (Taman (Hati) Orang-orang Shalih), susunan Imam Nawawi
3. www.rumaysho.com http://blog.re.or.id/tidak-disukai-berlebih-lebihan-dalam-mahar.htm
4. www.almanhaj.com, kategori: Nikah
5. Buku : Do’a & Wirid, susunan Yazid Abdul Qadir Jawas, penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi’i

* Hadits yang diriwayatkan Bukhari & Muslim, derajat hadits-nya shahih, sehingga tanpa perlu disebutkan derajatnya sudah dipahami bahwa derajat hadits tersebut shahih, hadits-hadits yang diriwayatkan mereka diakui ke-shahih-annya, karena telah diseleksi dan diteliti dengan sangat ketat (seleksi & penelitian dari : jalan periwayatan (sanad), orang-orang yang meriwayatkan, muatan hadits )

Secara garis besar derajat hadits:
1. Shahih: tidak diragukan kebenarannya
2. Hasan/baik: mendekati shahih, ada sedikit kelemahan, dari faktor-faktor yang diteliti
3. Dho’if/lemah: lemah, banyak kelemahan dari berbagai faktor
4. Ma’udhu/palsu: hadits yang terbukti palsu (bukan perkataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam )

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim) [MIM/MIP: ST II: Part I: cari ilmu]

=========================================

Referensi:
1. Al Qur’an dan Terjemahannya
2. http://altafsir.org/
3. Hadits Rasulullah
4. http://metamorphosophia.blogspot.com/2010/07/sebaik-baik.html
5. Lain-lain

Wallahua’lam.

Adab Pada Hari Jumat Sesuai Sunnah Nabi

Hari Jumat adalah hari yang mulia, dan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia memuliakannya. Keutamaan yang besar tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan sahabatnya, bagaimana seharusnya msenyambut hari tersebut agar amal kita tidak sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.

1. Memperbanyak Sholawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata: ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?’ Nabi bersabda: ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)
2. Mandi Jumat
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda yang artinya, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim). Mandi Jumat ini diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Menggunakan Minyak Wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Bersegera Untuk Berangkat ke Masjid
Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat Jumat.” (HR. Bukhari). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Makna hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika matahari telah rendah panasnya.” (Lihat Fathul Bari II/388)
5. Sholat Sunnah Ketika Menunggu Imam atau Khatib
Abu Huroiroh radhiallahu ‘anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum’at ini sampai jum’at berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)
6. Tidak Duduk dengan Memeluk Lutut Ketika Khatib Berkhotbah
“Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang lutut) pada saat sholat Jumat ketika imam sedang berkhotbah.” (Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
7. Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat
Rasulullah bersabda yang artinya, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)
8. Membaca Surat Al Kahfi
Nabi bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Imam Hakim dalam Mustadrok, dan beliau menshahihkannya)
Demikianlah sekelumit etika yang seharusnya diperhatikan bagi setiap muslim yang hendak menghidupkan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di hari Jumat. Semoga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa di atas sunnah Nabi-Nya dan selalu istiqomah di atas jalan-Nya.
(Disarikan dari majalah Al Furqon edisi 8 tahun II oleh Abu Abdirrohman Bambang Wahono)
***
Penulis: Abu Abdirrohman Bambang Wahono
Artikel www.muslim.or.id

Selasa, 29 Juli 2014

Misteri Orang Pendek Sumatera

[Image: 125o088.jpg]Dunia ini Penuh misteri,itulah yang bisa kita ucapkan.jangan kan diluar bumi,di dalam bumi saja masih banyak sekali yang belum diketahui oleh manusia,daratan yang terbentang,hutan yang membentang,lautan yang dalam,serta langit yang tinggi tak mampu di ketahui oleh manusia seluruhnya.Ya,tak lepas juga dari yang namanya kriptozoologi,suatu ilmu yang sangat saya gemari,yang membahas tentang misteri alam bumi kita.Nah bila di luar sana kita mendengar kata Big foot,Yeti dan semacamnya ,ternyata di Indonesia pun kita ada yang mengenal tentang "orang Pendek".
urang pendek,orang pendek kerinci,yang penting share

Orang pendek adalah makhluk cryptozoology paling termashyur di Indonesia. Konon menurut para saksi ia memiliki tubuh seperti kera, namun berjalan seperti manusia. Berbeda dengan Bigfoot di Amerika, maka Orang Pendek benar-benar sesuai dengan namanya. Makhluk ini hanya memiliki tinggi kurang dari satu meter.

Orang Pendek adalah makhluk cryptozoology yang dipercaya hidup tersebar di beberapa wilayah Sumatera seperti Bengkulu, Palembang dan Jambi. Nama-nama lain yang sering diasosiasikan dengan Orang Pendek antara lain : Atu Pendek, Ijaoe, Sedabo, Sedapa, Sindai, Uhang Pandak, Orang Letjo dan Orang Gugu. Makhluk ini memiliki tinggi hanya sekitar 70 cm, diselubungi oleh bulu gelap. Namun wajahnya relatif tidak diselimuti bulu. Kadang-kadang para saksi mendengar suara-suara aneh yang keluar dari mulutnya.

Mulanya banyak peneliti yang menduga bahwa makhluk ini sesungguhnya adalah seekor kera atau siamang. Namun deskripsi para saksi mengenai perilaku dan cara berjalannya tidak sesuai dengan perilaku kera atau siamang. Lagipula, jejak-jejak kaki yang ditemukan menunjukkan bahwa makhluk ini tidak tergolong kedalam primata yang sudah dikenal.

Ahli Cryptozoology W .Osman Hill percaya bahwa Orang Pendek masih memiliki hubungan dengan Homo Erectus dari jawa. Peneliti lain menghubungkannya dengan hobbit dari Flores. Sedangkan penduduk lokal Sumatera percaya bahwa Orang Pendek adalah makhluk yang ramah, yang hanya menyerang hewan-hewan kecil untuk makanan. Karena itu mereka menerima keberadaan makhluk ini dengan toleransi.

Legenda Orang pendek mulai terdengar sejak awal abad 20. Pada tanggal 21 Agustus 1915, Edward Jacobson menemukan sekumpulan jejak misterius di tepi danau Bento, di tenggara gunung Kerinci, Propinsi Jambi. Pemandunya yang bernama Mat Getoep mengatakan bahwa jejak sepanjang 5 inci tersebut adalah milik Orang Pendek.

Pada Desember 1917, seorang manajer perkebunan bernama Oostingh berjumpa dengan Orang Pendek di sebuah hutan dekat Bukit Kaba. Ketika makhluk itu melihatnya, ia bangkit berdiri lalu dengan tenang berjalan beberapa meter dan kemudian naik ke pohon dan menghilang.

Bukan hanya di Kerinci, penampakan makhluk ini juga sempat dilaporkan di wilayah Palembang. Seorang Belanda yang bernama Van Herwaarden menceritakan bahwa ia melihat Orang Pendek di sebuah pohon di utara Palembang pada Oktober 1923. Pertama, Herwaarden bermaksud menembaknya, namun kemudian ia melihat makhluk itu sangat mirip dengan manusia sehingga ia memutuskan untuk membiarkannya. Pengalamannya dipublikasikan di majalah Tropical Nature no.13 yang terbit tahun 1924.

Pada tahun 1924 juga, museum nasional Bogor menerima cetakan jejak yang dipercaya sebagai milik orang pendek, namun akhirnya museum berhasil mengidentifikasi bahwa jejak tersebut adalah milik beruang Melayu yang diketahui kadang memang berdiri dengan dua kaki. Para ilmuwan yang skeptis kemudian menulis keraguan mereka akan keberadaan Orang pendek.

Beberapa tahun kemudian, Museum kembali menerima bangkai yang dipercaya sebagai Orang Pendek. Penemuan ini sempat menjadi headline selama 2 hari karena adanya hadiah yang ditawarkan untuk penemuan bangkai Orang Pendek. Namun kemudian ketahuan ternyata bangkai tersebut adalah milik seekor kera yang dimodifikasi oleh penduduk lokal yang ingin mendapat hadiah.

urang pendek,orang pendek kerinci,yang penting share
Namun makhluk ini kembali mulai mendapat status internasionalnya pada tahun 1989 ketika seorang penulis Inggris bernama Deborah Martyr menemukan jejak-jejak Orang Pendek di barat daya Sumatera. Jejak-jejak tersebut setara dengan jejak anak kecil berusia 7 tahun. Ia lalu mencetak jejak tersebut dengan gips dan mengirimnya ke badan pemerintahan yang mengurus taman nasional, namun kemudian cetakan itu hilang.

Setelah 5 tahun meneliti, Martyr akhirnya melihat sendiri Orang Pendek di wilayah gunung Kerinci pada 30 September 1994. Makhluk itu terlihat sedang berjalan dengan tenang dengan dua kakinya. Setelah jarak beberapa puluh meter, makhluk itu berhenti sebentar, menoleh ke Martyr, lalu menghilang ke dalam hutan. Sejak penampakan itu, Martyr masih menjumpai makhluk itu dua kali.

Luar biasanya, walaupun Orang Pendek umumnya berhabitat di Kerinci, propinsi jambi, namun penampakan makhluk ini terjadi di hampir seluruh Sumatera.Pada tahun 1995 ketika gempa besar melanda Liwa, Lampung, beberapa penduduk lokal menyampaikan kepada para pekerja asing bahwa mereka menyaksikan Orang Pendek keluar dari hutan, mungkin takut akibat gempa besar tersebut.
urang pendek,orang pendek kerinci,yang penting share

Para peneliti kemudian mulai mendapat kemajuan ketika pada tahun 2001, sekelompok tim ekspedisi amatir dari Inggris yang dipimpin oleh Adam Davies menemukan sekumpulan jejak yang dipercaya milik Orang pendek.

Cetakan jejak kaki tersebut dikirim ke Cambridge untuk dianalisa dan hasilnya jejak tersebut adalah miliki seekor kera dengan campuran karakter gibon, orangutan, simpanse dan manusia.

Dengan adanya segudang laporan penampakan dan contoh rambut serta cetakan jejak kaki, pada September 2009 ini, sekelompok tim peneliti dari Inggris yang bernama Centre for Fortean Zoology (CFZ) berangkat menuju Kerinci untuk mencari keberadaan Orang Pendek.

Tim yang terdiri dari empat orang ini akan dibantu oleh suku pedalaman setempat (suku kubu) untuk mencari keberadaan makhluk ini. Kepala suku dan banyak dari anggota suku ini telah menyaksikan keberadaan Orang Pendek dengan mata kepala mereka sendiri.
urang pendek,orang pendek kerinci,yang penting share

Tim ini berangkat pada awal September 2009. Pada pertengahan September, mereka melaporkan bahwa mereka telah menemukan jejak kaki yang diyakini sebagai milik Orang Pendek. Bahkan dua anggota tim, Dave Archer dan Sahar Didmus mengaku melihat Orang pendek dengan mata kepala sendiri. Menurut mereka, makhluk itu awalnya bersembunyi di belakang pohon, lalu kemudian tiba-tiba berlari dengan dua kakinya masuk lebih dalam ke hutan. menurut Dave, Orang pendek memang memiliki kemiripan dengan simpanse. Bedanya makhluk ini berjalan dengan dua kaki seperti manusia.

Tim trans 7 televisi swasta pernah menurunkan tim untuk melacak keberadaan mahluk yang diyakini menjadi missing link terhadap proses evolusi manusia ini dan disiarkan pada acara apa itu saya lupa juga haha.Tapi mereka tidak mampu menemukannya sama sekali.Wallahu alam mungkin itu memang misteri Illahi.(Sumber post dan pict:Enigma ,wikipedia dan google)

Sabai Nan Aluih refleksi Perempuan Minang Sebenarnya

Terlepas dari kisah Sabai Nan Aluih yang hidup dalam cerita dongeng atau kaba. Sosok perempuan gemulai nan perkasa itu sebenarnya hidup dalam diri setiap perempuan minang.

Kebiasaan orang minang menyampaikan pesan kepada anak-anak dengan bercerita (bakaba) dengan bantuan alat musik rabab atau saluang. Cerita seperti ini biasa disebut dengan randai atau saluang. Saluang berupa alat tiup seperti seruling yang bunyinya agak tebal dan diiringi oleh seorang pendendang yang menceritakan hikayat cerita zaman dahulu. Sementara Randai adalah kesenian daerah berupa drama musikal yang tujuannya juga menceritakan kisah-kisah zaman dahulu. Dalam dendangnya sang Penyanyi atau “Pandendang” baik dalam drama randai atau saluang biasanya bercerita tentang hikayat orang-orang yang menjadi teladan masyarakat zaman dahulu. Metode bercerita yang unik dan kadang sukar dipahami jika tidak menguasai bahasa minang secara sempurna dan tidak paham dengan “ereng jo gendeng” (kata-kata sindiran). Seperti dalam lirik lagu sabai nan aluih.


Jikok bajalan si ganjua lalai
Pado maju suruik nan labiah
Samuik tapijak indak mati
Alu tataruang patah tigo
Dikisahkan bahwa Sabai Nan Aluih itu;
( Jika berjalani gemah gemulai
Daripada maju lebih banyak mundur
Semut terinjak tidakkan mati
Tapi alu (alat menumbuk padi) tersandung patah tiga)


Demikian kisah yang biasa dikabarkan oleh orang tua-tua zaman dulu dan sering di dendangkan melalui saluang dan rabab. Sosok sabai nan aluih (Sabai yang Lembut). Sabai adalah seorang gadis cantik yang halus budinya serta santun dalam bertutur. Namun demikian dia bukanlah seorang yang lemah karena dia pintar dalam seni bela diri silat.

Ini bukanlah gambaran yang sangat mengada-ngada tentang perempuan Minang. Dalam keseharian seorang perempuan minang terampil bekerja di sawah atau ladang. Hanya satu peran yang belum pernah diambil oleh seorang perempuan minang yaitu membajak sawah. Membajak biasanya tugas laki-laki. Setelah itu mulai menanam, memelihara sampai menuai pagi hingga mengangkut gabah sampai ke lumbung tidak luput peranan perempuan

Namun demikian tugas mengurus keluarga seperti memasak, membereskan rumah hingga enenun kain untuk pakaian sehari-hari tetap mereka lakoni.

sumber : kompasiana

Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak



Danau Singkarak dengan luas 107,8 m2 merupakan danau terluas kedua setelah Danau Toba di Pulau Sumatra, Indonesia. Danau yang berada di ketinggian 36,5 meter dari permukaan laut ini terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Menurut cerita, danau yang juga merupakan hulu Sungai Batang Ombilin ini dahulu memang merupakan lautan luas. Namun karena terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, air laut tersebut menyusut. Peristiwa Apakah yang menyebabkan air laut tersebut menyusut, sehingga lautan itu berubah menjadi danau? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak berikut ini.

Alkisah, di sebuah kampung di daerah Sumatra Barat, hiduplah keluarga Pak Buyung. Ia tinggal di sebuah gubuk di pinggir laut bersama istri dan seorang anaknya yang masih kecil bernama Indra. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Pak Buyung bersama istrinya mengumpulkan hasil-hasil hutan dan menangkap ikan di laut. Setiap pagi mereka pergi ke hutan di Bukit Junjung Sirih untuk mencari manau, rotan, dan damar untuk dijual ke pasar. Jika musim ikan tiba, mereka pergi ke laut menangkap ikan dengan menggunakan pancing, bubu ataupun jala.

Ketika sudah berumur sepuluh tahun, Indra sering membantu kedua orangtuanya ke hutan maupun ke laut. Betapa senang hati Pak Buyung dan istrinya mempunyai anak yang rajin seperti Indra. Namun, ada satu hal yang membuat mereka risau, karena si Indra memiliki suatu keanehan, yaitu selera makannya amatlah berlebihan. Dalam sekali makan, ia dapat menghabiskan nasi setengah bakul dengan lauk beberapa piring.

Pada suatu ketika, musim paceklik tiba. Baik hasil hutan maupun hasil laut sangat sulit diperoleh. Untuk itu, keluarga Pak Buyung harus berhemat terutama menahan selera makan. Mereka harus makan apa adanya. Jika tidak ada nasi, mereka makan ubi atau pun keladi (talas). Cukup lama musim paceklik berlangsung, sehingga mereka semakin kesulitan mendapatkan makanan. Hal itu rupanya membuat mereka lebih peduli pada diri sendiri daripada terhadap anaknya. Kesulitan mendapatkan makanan itu juga membuat mereka hampir berputus asa. Mereka sering bermalas-malasan pergi mencari rotan ke hutan dan mencari ikan ke laut.

Sudah beberapa hari keluarga Pak Buyung hanya makan ubi bakar. Tentu hal itu tidak mengenyangkan perut si Indra. Suatu hari, Indra menangis minta makanan kepada kedua orangtuanya.

“Ayah, carikan saya makanan! Saya sangat lapar,” keluh Indra.

“Hei, anak malas! Kalau kamu lapar carilah sendiri makanan ke hutan atau ke laut sana!” seru ayahnya dengan nada kesal.
“Pak! Bukankah anak kita masih kecil? Tentu dia belum bisa mencari makanan sendiri,` sahut sang Ibu.

“Iya, dia memang masih anak-anak. Tapi, dia yang paling banyak makannya,” bantah sang suami.

Mendengar bantahan suaminya itu, sang Istri pun diam. Ia kemudian membujuk Indra agar berangkat sendiri ke Bukit Junjung Sirih untuk mencari hasil-hasil hutan di Bukit. Indra pun menuruti nasehat ibunya. Sebelum berangkat ke hutan, Indra terlebih dahulu memberi makan seekor ayam piaraannya yang bernama Taduang. Si Taduang adalah seekor ayam yang pandai. Setiap kali tuannya (si Indra) pulang dari hutan, ia selalu berkokok menyambut kedatangan tuannya.

Menjelang siang, Indra pulang dari hutan tanpa membawa hasil. Keesokan harinya, ayahnya memerintahkannya pergi ke laut untuk memancing ikan. Saat Indra pergi ke laut, ayah dan ibunya hanya tidur-tiduran di gubuk. Tampaknya, mereka benar-benar sudah putus asa menghadapi kesulitan hidup. Keadaan demikian berlangsung selama sebulan, sehingga Indra merasa tubuhnya sangat lelah dan berniat untuk beristirahat beberapa hari.

Pada suatu hari, sepulang dari laut mencari ikan, Indra berkata kepada ayahnya:

“Ayah! Badanku terasa sangat letih. Bolehkah saya beristirahat untuk beberapa hari?” pinta Indra.

“Apa katamu? Dasar anak malas! Kamu tidak boleh beristirahat. Besok kamu harus tetap kembali ke laut mencari ikan,” ujar sang Ayah.

Oleh karena tidak ingin membatah perintah ayahnya, keesokan harinya Indra pergi ke laut mencari ikan. Ketika Indra berangkat ke laut, secara diam-diam ibunya juga berangkat ke laut. Tapi, ia menuju ke sebuah tanjung, agak jauh dari tempat Indra mencari ikan. Sementara ayahnya pergi ke hutan.

Menjelang siang, Pak Buyung kembali dari hutan dengan membawa seikat ijuk. Sesampainya di rumah, ia melihat istrinya sedang membersihkan pensi (sejenis kerang berukuran kecil).

“Sedang apa, Bu?” tanya Pak Buyung kepada istrinya.

“Sedang membersihkan pensi, Pak! Tadi ketika hendak mencari ikan di laut, aku melihat banyak warga dari kampung tetangga sedang mencari pensi. Akhirnya aku pun ikut mencari pensi bersama mereka,” jawab istrinya.

“Bagaimana cara memasaknya? Bukankah Ibu belum pernah memasak pensi sebelumnya? ” tanya Pak Buyung.

“Tenang, Pak! Kata seorang warga dari kampung tetangga, daging pensi enak jika dimasak pangek[1],” jelas istrinya.

“Wah, kalau begitu, kita makan enak siang ini,” ucap Pak Buyung sambil mengusap-usap perutnya yang sudah keroncongan.

Setelah membersihkan pensi itu, sang Istri pun segera membuatkan bumbu dan memasaknya. Tak lama kemudian, aroma masakan pangek pun tercium oleh Pak Buyung.

“Wah, harum sekali aromanya. Istriku memang pintar memasak,” puji Pak Buyung seraya mendekati istrinya yang sedang masak di dapur.

“Bu, apakah pangek ini cukup kita makan bertiga?” tanya Pak Buyung.

“Tentu saja cukup,” jawab istrinya.

“Apakah Ibu sudah lupa kalau si Indra makannya banyak? Pangek ini pasti tidak cukup dia makan sendiri,” kata Pak Buyung.

`Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan, Pak?” tanya istrinya.

“Bagaimana kalau kita makan diam-diam, selagi si Indra masih berada di laut,” saran Pak Buyung.

“Tapi, sebentar lagi dia pulang,” kata istrinya.

“Kalau dia pulang, pasti akan ketahuan.,” ucap Pak Buyung.

“Bagaimana Bapak bisa mengetahuinya!” tanya istrinya.

“Jika si Taduang berkokok, berarti si Indra telah pulang,” jawab Pak Buyung.

Sang Istri pun mengangguk-angguk mendengar jawaban suaminya. Keduanya pun menyantap pangek itu dengan lahapnya. Namun, baru makan beberapa suap, tiba-tiba ayam peliharaan Indra berkokok. Mendengar kokok ayam itu, kedua suami-istri itu segera mencuci tangan, lalu membereskan makanan dan menyembunyikannya di bawah tempat tidur. Ketika Indra masuk ke gubuk, ia melihat kedua orangtuanya sedang duduk-duduk bersantai. Kedua orangtuanya terlihat tenang, seakan-akan tidak ada sesuatu yang terjadi.

“Hei, Indra! Mana ikan yang kamu peroleh?” tanya ayahnya.

“Maaf, Ayah! Hari ini aku tidak memperoleh ikan?” jawab Indra dengan wajah kusut.

“Kenapa kamu pulang kalau belum memperoleh ikan?” tanya ayahnya.

“Maaf, Ayah! Saya sangat letih dan lapar,” jawab Indra.

“Hei, apa yang bisa kamu makan kalau tidak memperoleh ikan?” sang Ayah kembali bertanya.

“Saya sudah berusaha, Ayah. Tapi belum berhasil,” jawab Indra.

“Ayah, Ibu! Adakah sesuatu yang bisa saya makan. Sekedar pengganjal perut,” pinta Indra kepada kedua orangtuanya.

“Tidak! Hari ini tidak ada makanan untuk anak pemalas,” kata ayahnya.

“Tapi, Ayah! Saya lapar sekali,” keluh Indra sambil memegang perutnya.

“Baiklah! Kamu boleh makan, tapi kamu harus mencuci ijuk ini sampai bersih,” sahut ibunya sambil menyerahkan ijuk yang tadi dibawa suaminya dari hutan.

Indra pun segera pergi ke laut mencuci ijuk itu karena ingin mendapatkan makanan dari kedua orangtuanya. Ketika Indra berangkat ke laut, kedua orangtuanya kembali melanjutkan acara makan mereka.

“Wah, meskipun baru kali ini Ibu memasak pangek pensi, tapi rasanya lezat sekali,” sanjung Pak Buyung kepada istrinya.

Sang Istri tersenyum mendengar sanjungan suaminya. Kemudian sepasang suami istri itu makan pangek dengan lahapnya. Mereka baru berhenti makan setelah perut mereka benar-benar sudah penuh. Selesai makan, mereka kembali menyembunyikan makanan yang masih tersisa di bawah tempat tidur. Tidak beberapa lama kemudian, si Taduang terdengar berkokok, pertanda tuannya telah kembali dari laut. Ketika masuk ke dalam gubuk, Indra melihat kedua orangtuanya masih sedang duduk bersantai.

“Bagaimana? Apakah ijuk itu sudah bersih kamu cuci?” tanya ibunya.

“Sudah, Bu,” jawab Indra sambil meletakkan ijuk itu di depan ibunya.

“Hah! Kenapa masih hitam begini? Kamu harus mencucinya hingga berwarna putih,” ujar ibunya.

“Tapi, Bu! Aku sudah berusaha mencucinya berkali-kali, bahkan aku menggosoknya dengan campuran pasir, tapi masih tetap berwarna hitam,” sanggah Indra.

“Ah, alasan saja! Cuci lagi ijuk itu ke laut!” seru ayahnya.

Dengan langkah sempoyongan, Indra pun kembali ke laut. Sesampainya di laut, ia terus berusaha mencuci dan menggosok ijuk itu hingga berkali-kali, tetapi tetap saja berwarna hitam. Rupanya Indra yang masih anak-anak tidak mengetahui jika ijuk itu memang pada dasarnya berwarna hitam. Meskipun ijuk itu berkali-kali dicuci dan digosok, tentu tidak akan pernah berwarna putih.

Menjelang senja, Indra kembali ke gubuknya. Ketika masuk ke ruang tengah gubuknya, ia tidak lagi melihat kedua orangtuanya duduk-duduk. Dengan pelan-pelan, ia melangkah menuju ke ruang dapur. Betapa terkejutnya ia ketika melihat kedua orangtuanya sedang tertidur pulas di ruang dapur. Di sekeliling mereka berserakan piring makan, bakul nasi, dan panci pangek pensi yang telah kosong. Hanya kuah dengan beberapa cuil daging pensi yang tersisa.

Alangkah sedihnya hati Indra menyaksikan semua itu. Kini ia menyadari bahwa kedua orangtuanya telah menipu dan membohonginya. Namun, sebagai anak yang berbakti, dia tidak ingin marah kepada mereka yang telah melahirkannya. Ia pun berjalan keluar dari gubuknya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Saat berada di luar gubuk, ia langsung menangkap ayam kesayangannya, si Taduang. Kemudian ia duduk di atas batu di samping gubuknya sambil mengusab-usap bulu si Taduang.

“Taduang! Rupanya Ayah dan Ibuku telah menipuku. Untuk apalagi aku tinggal bersama mereka di sini, kalau mereka sudah tidak menyayangiku lagi,” kata Indra kepada ayamnya.

Mendengar pernyataan Indra, ayam itu pun berkokok berkali-kali, pertanda bahwa ia mengerti perasaan tuannya. Si Taduang kemudian mengepak-ngepakkan sayapnya. Indra pun mengerti bahwa ayam kesayangannya itu akan mengajaknya pergi meninggalkan kampung itu. Dengan cepat, Indra pun segera berpegangan pada kaki si Taduang. Beberapa saat kemudian, si Taduang terbang ke udara, sementara Indra tetap berpegangan pada kakinya. Saat tubuh Indra terangkat, batu tempat Indra duduk itu juga ikut terangkat. Anehnya, semakin tinggi mereka terbang, batu itu semakin membesar. Akhirnya, si Taduang pun sudah tidak kuat lagi membawa terbang si Indra bersama batu besar itu. Melihat hal itu, Indra pun segera menyentakkan kakinya, sehingga batu besar itu melesat menuju ke bumi dan menghantam salah satu bukit yang ada di sekitar lautan. Hantaman batu itu membentuk sebuah lubang memanjang. Dengan cepat, air laut pun mengalir ke arah lubang itu dan menembus bukit, sehingga membentuk aliran sungai.

Konon, itulah yang menjadi asal mula Sungai Batang Ombilin, yang bermuara ke daerah Riau. Semakin lama air laut itu semakin menyusut, sehingga lautan itu berubah menjadi Danau Singkarak yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Solok. Sementara Indra yang diterbangkan oleh ayam kesayangannya, si Taduang, hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

* * *

Demikian cerita Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak dari daerah Sumatra Barat, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah akibat buruk dari sifat suka mementingkan diri sendiri. Sifat ini tercermin pada sikap dan perilaku Pak Bujang bersama istrinya yang lebih mementingkan diri mereka sendiri dan melalaikan anak mereka yang sedang kelaparan. Akibatnya, mereka pun ditinggal pergi oleh anaknya ( Sumbaer: dari Berbagai Sumber) 
Ns. http://www.minangforum.com

Disqus Shortname

Comments system