A. PENDHULUAN
Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran
B. KISAH NABI ILYAS
Ilyas
berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap durhaka.
Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan selama bertahun-tahun,
sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas itu benar.
Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas AS berdoa kepada Allah SWT agar
musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti,
dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah
SWT. Akhirnya kaum Nabi Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat
daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati
bergelimpangan.
Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan
Allah pada hari kiamat. Allah menceritakan hal tersebut dalam
firman-Nya:
“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. ash-Shaffat: 123-132)”
“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. ash-Shaffat: 123-132)”
Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah sebutkan berkaitan dengan
kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang
menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama
Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya.
Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami
akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat
hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam
injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa
“Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang
menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya
orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada
Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas
untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah
orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh
memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat
ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati
kerugian.
Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk
lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu
nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang
dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki
kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya
berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah
berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada
sendirian di atas gunung Saina’ maka beliau menemukan Allah dan
berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan
kekasihnya.
Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali
setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh
masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada
satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya
berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah.
Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke
arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang
penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan
dalam keadaan kekenyangan.
Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka
tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar
memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernapas. Hendaklah
satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka
setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah
mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.
Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah dengan
menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian
melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan
Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa
kalian berada di bawah naungan Allah dan Dia akan selalu bersama
kalian.” Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam Injil Barnabas
melalui tulisan Ilya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar