Selasa, 29 Juli 2014

PASAR PAYAKUMBUH DOELOE



 
Pakan (Pasar) yang di Limapuluh Koto pada zaman Belanda adalah Pakan Ahad Payakumbuh, kemudian Pakan Sabtu Sarilamak, Pakan Salasa Nagari Bukik Limbuku, Pakan Kamih Nagari Taram, Pakan Salasa di Kubang Balambak, Pakan Salasa Bukik Sugak, Pakan Rabaa Nagari Simalanggang, Pakan Sabtu di Andaleh, Pakan di Halaban.  
Pasar Payakumbuh adalah pusat pemerintahan Belanda di Limapuluh Koto, sampai pada tahun 1900 pasar di Payakumbuh masih beratapkan alam yang dilindungi oleh pohon Beringin besar, untuk para pedagang disediakan dangau-dangau beratapkan daun kelapa atau rumbia untuk mengelar hasil buminya seperti tembakau, kopi, gambir, cengkeh dan rempah-rempah lainnya, alat transportasi dari pedagang yang masuk dari Agam dan Tanah Datar untuk membawa hasil buminya ke Payakumbuh adalah adalah Pedati dan Kuda Beban.
Pada Tahun 1909 diwaktu Assiten Residen L.C. Westenenck mengambil prakarsa untuk membangun pasar Payakumbuh, yang direncanakan dalam pasar tersebut akan dibangun 6 buah los permanen berkerangka besi beratap seng. Letak los tersebut berhadap-hadapan, tiga sebelah kiri jalan arah ke Batang Agam dan tiga di sebalah kanannya.  
Dana pembangunan los tersebut dipinjam dari locale Fonda Resident Sumatera’s Weskuts sebesar F.36.000 ( tiga puluh enam ribu gulden) dalam jangka pinjaman 8 tahun. Bersamaan dengan pembangunan tersebut didirikan pula sebuah bangunan berlantai dua dan bergonjong lima, yang kemudian nya terkenal dengan sebutan gonjong limo, dan ada lagunya:      
Payakumbuah sungguh indah permai    
Gonjong Limo dipinggirnyo balai    
Kota indah penduduknyo ramai     
Pemudanyo banyak rukun dan damai    
Peresmian dari 6 petak los serta Gonjong Limo tersebut adalah pada tanggal 12 Desember 1912, dengan dimeriahkan oleh pasar malam selama 7 hari . Untuk pengelolaan Pasar dibentuk badan pasar ( Pasar Fonds), yang berada dibawah Assisten residen.  
Sejak tahun 1912 tersebut perkembangan pasar sangat pesat karena banyak orang membangun toko sekitar bangunan los petak 6 dan dekat Gonjong Limo. Para pedagang mulai berdatangan dari Luhak Agam dan Tanah Datar, sedikit sekali orang Koto Nan Gadang dan Koto Nan Ampek memanfaatkan fasilitas toko yang ada.
Gonjong limo digunakan untuk kantor pengelola Pasar Payakumbuh, tempatnya adalah sekitar Toko Buku Hizra sekarang, dan Gonjong Limo ini salah satu bangunan yang turut dibumi hanguskan pada tanggal 23 Desember 1948, sehari sebelum tentera Belanda menduduki Kota Payakumbuh.
Pada pertengahan abad ke-19 di sekitar Pasar Payakumbuh sudah banyak dibangun rumah-rumah kediaman dan kedai-kedai serta toko semi permanen. Toko permanen yang mula-mula dibangun dekat pasar oleh orang cina ada tiga buah, yaitu :      
Sebuah Toko yang terletak di Rumah Makan Asia Baru sekarang, yang masa itu untuk menampung hasil bumi yang datang dari arah Koto Nan Ampek.   
Sebuah Toko yang terletak di rumah Makan Gumarang ( depan kantor Pos ), digunakan untuk menampung hasil bumi Koto Nan gadang.
Sebuah Toko yang terletak di jalan Batang Agam ( Jl. A. Yani ), sekarang disebut Toko Kong Yek atau toko Mekar , yang berguna menampung hasil bumi yang datang dari arah Selatan       
Mengingat rumah kediaman Tuanku Lareh berjauhan, maka untuk peristirahatannya apabila pergi ke Payakumbuh dibangunlah Rumah Gadang Tuanku 13 Lareh , lokasinya pada terminal Sago atau pasar penampungan sekarang, masing-masing rumah Tuanku Lareh tersebut berukuran 8 x 10 meter, yang dibelakangnya ada dapur, sumur , kandang kuda dan bendi bogi.       
Rumah gadang tersebut bukan berbentuk bergonjong tetapi berbentuk biasa, dan di depan rumahnya tertulis nama masing-masing Lareh.     
Rumah Gadang 13 Laras tersebut selesai dibangun pada tahun 1901, yang susunannya berderet memanjang dari utara ke selatan dengan urutan sebagai berikut :
Rumah Gadang Lareh Koto Nan Ampek 
Rumah Gadang Lareh Koto Nan Gadang
Rumah Gadang Lareh Guguak
Rumah Gadang Lareh Mungka       
Rumah Gadang Lareh Batu Hampar       
Rumah Gadang Lareh Lubuak Batingkok       
Rumah Gadang Lareh Sungai Beringin  
Rumah Gadang Lareh Sarilamak    
Rumah Gadang Lareh Payo Basuang      
Rumah Gadang Lareh Taram  
Rumah Gadang Lareh Limbukan    
Rumah Gadang Lareh Situjuah      
Rumah Gadang Lareh Halaban.      

(SAIFUL.SP, Penulis adalah Masyarakat pencinta Luak Limo Puluah)   

sumber : http://www.bum-news.com/single.php?id=487

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system