Pakan (Pasar) yang di
Limapuluh Koto pada zaman Belanda adalah Pakan Ahad Payakumbuh, kemudian Pakan
Sabtu Sarilamak, Pakan Salasa Nagari Bukik Limbuku, Pakan Kamih Nagari Taram,
Pakan Salasa di Kubang Balambak, Pakan Salasa Bukik Sugak, Pakan Rabaa Nagari
Simalanggang, Pakan Sabtu di Andaleh, Pakan di Halaban.
Pasar Payakumbuh
adalah pusat pemerintahan Belanda di Limapuluh Koto, sampai pada tahun 1900
pasar di Payakumbuh masih beratapkan alam yang dilindungi oleh pohon Beringin
besar, untuk para pedagang disediakan dangau-dangau beratapkan daun kelapa atau
rumbia untuk mengelar hasil buminya seperti tembakau, kopi, gambir, cengkeh dan
rempah-rempah lainnya, alat transportasi dari pedagang yang masuk dari Agam dan
Tanah Datar untuk membawa hasil buminya ke Payakumbuh adalah adalah Pedati dan
Kuda Beban.
Pada Tahun 1909
diwaktu Assiten Residen L.C. Westenenck mengambil prakarsa untuk membangun
pasar Payakumbuh, yang direncanakan dalam pasar tersebut akan dibangun 6 buah
los permanen berkerangka besi beratap seng. Letak los tersebut
berhadap-hadapan, tiga sebelah kiri jalan arah ke Batang Agam dan tiga di
sebalah kanannya.
Dana pembangunan los
tersebut dipinjam dari locale Fonda Resident Sumatera’s Weskuts sebesar F.36.000
( tiga puluh enam ribu gulden) dalam jangka pinjaman 8 tahun. Bersamaan dengan
pembangunan tersebut didirikan pula sebuah bangunan berlantai dua dan
bergonjong lima, yang kemudian nya terkenal dengan sebutan gonjong limo, dan
ada lagunya:
Payakumbuah sungguh indah permai
Gonjong Limo dipinggirnyo balai
Kota indah penduduknyo ramai
Pemudanyo banyak rukun dan damai
Payakumbuah sungguh indah permai
Gonjong Limo dipinggirnyo balai
Kota indah penduduknyo ramai
Pemudanyo banyak rukun dan damai
Peresmian dari 6
petak los serta Gonjong Limo tersebut adalah pada tanggal 12 Desember 1912,
dengan dimeriahkan oleh pasar malam selama 7 hari . Untuk pengelolaan Pasar
dibentuk badan pasar ( Pasar Fonds), yang berada dibawah Assisten residen.
Sejak tahun 1912
tersebut perkembangan pasar sangat pesat karena banyak orang membangun toko
sekitar bangunan los petak 6 dan dekat Gonjong Limo. Para pedagang mulai
berdatangan dari Luhak Agam dan Tanah Datar, sedikit sekali orang Koto Nan
Gadang dan Koto Nan Ampek memanfaatkan fasilitas toko yang ada.
Gonjong limo
digunakan untuk kantor pengelola Pasar Payakumbuh, tempatnya adalah sekitar
Toko Buku Hizra sekarang, dan Gonjong Limo ini salah satu bangunan yang turut
dibumi hanguskan pada tanggal 23 Desember 1948, sehari sebelum tentera Belanda
menduduki Kota Payakumbuh.
Pada pertengahan abad
ke-19 di sekitar Pasar Payakumbuh sudah banyak dibangun rumah-rumah kediaman
dan kedai-kedai serta toko semi permanen. Toko permanen yang mula-mula dibangun
dekat pasar oleh orang cina ada tiga buah, yaitu :
Sebuah Toko yang
terletak di Rumah Makan Asia Baru sekarang, yang masa itu untuk menampung hasil
bumi yang datang dari arah Koto Nan Ampek.
Sebuah Toko yang terletak di rumah Makan Gumarang ( depan kantor Pos ), digunakan untuk menampung hasil bumi Koto Nan gadang.
Sebuah Toko yang terletak di rumah Makan Gumarang ( depan kantor Pos ), digunakan untuk menampung hasil bumi Koto Nan gadang.
Sebuah Toko yang
terletak di jalan Batang Agam ( Jl. A. Yani ), sekarang disebut Toko Kong Yek
atau toko Mekar , yang berguna menampung hasil bumi yang datang dari arah
Selatan
Mengingat rumah
kediaman Tuanku Lareh berjauhan, maka untuk peristirahatannya apabila pergi ke
Payakumbuh dibangunlah Rumah Gadang Tuanku 13 Lareh , lokasinya pada terminal
Sago atau pasar penampungan sekarang, masing-masing rumah Tuanku Lareh tersebut
berukuran 8 x 10 meter, yang dibelakangnya ada dapur, sumur , kandang kuda dan
bendi bogi.
Rumah gadang tersebut
bukan berbentuk bergonjong tetapi berbentuk biasa, dan di depan rumahnya
tertulis nama masing-masing Lareh.
Rumah Gadang 13 Laras
tersebut selesai dibangun pada tahun 1901, yang susunannya berderet memanjang
dari utara ke selatan dengan urutan sebagai berikut :
Rumah
Gadang Lareh Koto Nan Ampek
Rumah Gadang Lareh Koto Nan Gadang
Rumah Gadang Lareh Guguak
Rumah Gadang Lareh Mungka
Rumah Gadang Lareh Batu Hampar
Rumah Gadang Lareh Lubuak Batingkok
Rumah Gadang Lareh Sungai Beringin
Rumah Gadang Lareh Sarilamak
Rumah Gadang Lareh Payo Basuang
Rumah Gadang Lareh Taram
Rumah Gadang Lareh Limbukan
Rumah Gadang Lareh Situjuah
Rumah Gadang Lareh Halaban.
Rumah Gadang Lareh Koto Nan Gadang
Rumah Gadang Lareh Guguak
Rumah Gadang Lareh Mungka
Rumah Gadang Lareh Batu Hampar
Rumah Gadang Lareh Lubuak Batingkok
Rumah Gadang Lareh Sungai Beringin
Rumah Gadang Lareh Sarilamak
Rumah Gadang Lareh Payo Basuang
Rumah Gadang Lareh Taram
Rumah Gadang Lareh Limbukan
Rumah Gadang Lareh Situjuah
Rumah Gadang Lareh Halaban.
(SAIFUL.SP, Penulis adalah Masyarakat
pencinta Luak Limo Puluah)
sumber : http://www.bum-news.com/single.php?id=487
sumber : http://www.bum-news.com/single.php?id=487
Tidak ada komentar :
Posting Komentar